Urat menonjol bisa disebabkan oleh aktivitas olahraga berat, dehidrasi, atau faktor lainnya. Namun urat menonjol juga bisa menjadi tanda varises. Apa perbedaan varises dengan urat yang menonjol dan bagaimana penanganannya? Simak dalam artikel berikut.
Perbedaan Varises dengan Urat yang Menonjol
Urat yang menonjol
Tubuh memiliki 3 jenis pembuluh darah, yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan pembuluh kapiler. Urat adalah pembuluh darah vena yang bertugas mengedarkan darah kembali ke jantung. Pembuluh darah vena ini berada di dekat permukaan kulit dan terlihat berwarna kehijauan, biru, atau ungu.
Urat yang menonjol adalah pemburuh vena yang membesar atau menonjol. Urat yang menonjol biasanya terlihat di tungkai, telapak kaki, pergelangan kaki, dan tangan. Urat yang menonjol biasanya tidak berbahaya, namun ini dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti bekuan darah.
Baca Juga: Cara Efektif untuk Mencegah Varises
Urat yang menonjol bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:
- Berjenis kelamin perempuan
- Mengalami perubahan hormon, terutama kehamilan
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Berdiri atau duduk dalam jangka waktu lama
- Merokok
- Memiliki riwayat masalah pembuluh darah vena dalam keluarga
- Olahraga intens
- Diet rendah kalori
- Bertambahnya usia
- Vaskulitis atau insufisiensi vena kronis
Urat yang menonjol biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Jika urat menonjol banyak dijumpai di kaki, Anda perlu waspada bahwa gejala tersebut merupakan gejala varises.
Baca Juga: Apakah Varises Bisa Berbahaya bagi Tubuh?
Varises
Varises adalah kondisi dimana pembuluh darah vena menonjol dan membesar. Berbeda dengan urat menonjol yang dapat terjadi di tangan atau kaki, varises paling sering terjadi di betis. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas manusia seperti berjalan atau berdiri yang meningkatkan tekanan pada pembuluh darah vena di tubuh bagian bawah.
Gejala varises paling umum dan mudah dikenali adalah adanya pembuluh darah vena yang menonjol dan berkelok-kelok, berwarna keunguan atau kebiruan di bawah permukaan kulit Anda. Gejala lain yang dapat muncul pada varises antara lain:
- Kaki terasa berat
- Gatal
- Nyeri
- Bengkak
- Perubahan warna kulit
Varises paling sering terjadi di bagian bawah tubuh seperti betis, pergelangan kaki, dan telapak kaki. Pada ibu melahirkan, varises juga bisa berkembang di area panggul. Pada beberapa orang, varises juga dapat terbentuk di rektum.
Dilansir dari Mayo Clinic, varises disebabkan oleh melemahnya katup pada pembuluh darah vena atau urat. Vena bertugas mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Untuk mengembalikan darah ke jantung, vena di kaki harus bekerja melawan gravitasi.
Saat mengalirkan darah kembali ke jantung, otot kaki bagian bawah mengencang dan bertindak sebagai pompa. Dinding vena membantu darah kembali ke jantung. Katup kecil pada vena terbuka saat darah mengalir menuju jantung, lalu menutup untuk menghentikan darah mengalir kembali. Jika katup-katup di sepanjang pembuluh darah ini lemah atau rusak, darah dapat mengalir kembali dan terkumpul di vena sehingga menyebabkan vena meregang atau terpelintir.
Beberapa faktor risiko terjadinya varises di antaranya:
- Bertambahnya usia sehingga katup pada pembuluh darah menjadi aus
- Riwayat keluarga memiliki varises
- Jenis kelamin perempuan
- Kehamilan
- Berdiri atau duduk dalam waktu lama
Varises atau urat yang menonjol merupakan kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda. Umumnya, keduanya merupakan kondisi yang tidak berbahaya sehingga tidak membutuhkan penanganan khusus. Dokter dapat merekomendasikan penanganan jika keberadaan varises dianggap mengganggu penampilan sehari-hari.
Namun jika Anda mengalami kondisi yang memburuk seperti terjadi perdarahan, perubahan warna, bengkak, dan muncul rasa nyeri di area pembuluh darah yang mengalami varises, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina